LABUAN BAJO - FLORES
Labuan Bajo adalah adalah destinasi pariwisata super prioritas yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) Republik Indonesia pada tahun 2015, sejak itu pembangunan cepat dan berkelanjutan terjadi di Labuan Bajo yang terletak di ujung barat Pulau Flores, tepatnya Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.
Labuan Bajo dikenal sebagai gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo yang menjadi rumah bagi hewan purba atau kadal terbesar di dunia, yaitu Komodo. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam yang memukau, seperti pantai-pantai yang indah dan terumbu karang yang menakjubkan. Beberapa tempat wisata yang populer di kawasan ini adalah Pulau Padar, Pulau Rinca, dan Pulau Komodo tentunya.
MAWATU
Direncanakan dibuka pada 2023, MAWATU mendefinisikan ulang destinasi mewah di Asia Tenggara yang mampu melayani individu-individu berjiwa bebas dan kreatif yang mencari hunian jangka pendek maupun panjang, hiburan nonstop, dan tempat pelarian ke nirwana yang eksotis. Lokasi menawan, fasilitas unggul, lingkungan asri, dan desain mengesankan.
Terletak di Labuan Bajo, salah satu destinasi pariwisata terbaik di Indonesia. Mawatu berawal dari impian memiliki kota resort yang unik dan artistik di pantai pink yang memukau dan pulau- pulau lepas pantai Labuan Bajo, Flores, atau ‘Bali Baru’ Indonesia. Berjarak hanya tujuh kilometer dari Bandar Udara Internasional Labuan Bajo- Komodo, MAWATU menjadi ikon yang mengagumkan sebagai kawasan kota terpadu, komersial, dan bisnis internasional pertama yang dikelola swasta di kota pelabuhan kecil ini.
BEACH CLUB - LYD GRUP
Beach Club juga menjadi salah satu fasilitas yang tersedia di Mawatu, bekerjasama dengan LYD Group yang telah memiliki pengalaman mengelola Beach Club ternama di Bali, diantaranya: La Brisa, La Laguna, La Favela dan La Plancha.
Desain Beach Club memiliki konsep menyatu dengan alam dan lingkungan setempat dengan memaksimalkan material lokal seperti batu lokal/asli dari lokasi beach club tersebut, yang diaplikasikan pada fasilitas kolam renang dengan konsep alami menyerupai danau atau sungai alam. Desain beach club ini juga memaksimalkan area landscape yaitu 75% dari total luas lahan beach club, dimana KDB (Koefisien Dasar Bangunan) hanya berkisar 25%.
Bangunan utama memaksimalkan kayu sebagai konstruksi utama, terinspirasi dari rumah asli masyarakat Flores yaitu Mbaru Niang.
Mbaru Niang adalah jenis rumah tradisional yang berasal dari suku Manggarai di Pulau Flores, Indonesia. Rumah ini memiliki struktur yang unik, dengan bentuk atap kerucut yang tinggi dan dinding terbuat dari anyaman bambu. Mbaru Niang digunakan sebagai tempat tinggal oleh masyarakat suku Manggarai sejak zaman dahulu kala, dan hingga saat ini beberapa rumah tradisional ini masih dapat ditemukan di beberapa desa di Pulau Flores.
Selain sebagai tempat tinggal, Mbaru Niang juga memiliki nilai simbolis yang penting bagi masyarakat suku Manggarai. Rumah ini dianggap sebagai tempat sakral yang melambangkan kesatuan keluarga dan komunitas, serta sebagai tempat untuk merayakan berbagai upacara adat dan ritual keagamaan. Beberapa desa di Pulau Flores juga telah membangun rumah-rumah Mbaru Niang sebagai objek wisata budaya, sehingga wisatawan dapat melihat langsung bagaimana rumah tradisional ini dibangun dan digunakan oleh masyarakat setempat.
Meskipun Mbaru Niang kini sudah jarang dibangun dan digunakan sebagai tempat tinggal, namun rumah tradisional ini masih memegang nilai penting bagi masyarakat suku Manggarai sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.
